Pada Akhirnya yang Mengingatkan “Udah Puasa Belum?” Bisa Jadi Nurani, Bukan Pacarmu
Kadang kita berharap orang lain hadir, memberi perhatian,
menanyakan hal-hal yang membuat kita merasa berarti. Tapi saat kamu mulai hadir sepenuhnya—tanpa topeng, tanpa pencitraan, tanpa luka masa lalu yang terus kamu peluk—
Akan muncul suara yang lembut,
tidak menghakimi, tidak menuntut: “Kamu udah puasa belum hari ini?” Bukan cuma soal makanan.
Tapi: Sudahkah kamu menahan dari keinginan yang terlalu bising? Sudahkah kamu memberi ruang bagi dirimu sendiri untuk tenang? Sudahkah kamu buka jendela itu—dan membiarkan cahaya masuk ke dalam rumahmu?
Dan bisa jadi, itu bukan pacarmu yang bertanya.
Itu adalah nurani yang sudah terlalu lama kamu tutup suaranya,
tapi sekarang mulai terdengar karena rumahmu mulai terang.
Cinta yang Baik Adalah yang Mengajarkan Kita Membersihkan Ruang
Hubungan bukan tentang siapa yang paling sering ngingetin makan.
Tapi siapa yang dengan lembut menuntunmu untuk merawat ruang dalam dirimu. Yang nggak sekadar bikin kenyang,
tapi bikin kamu bisa melihat dirimu dengan lebih jernih. Yang nggak cuma ada saat kamu ramai, tapi tetap tinggal saat kamu memilih untuk kosong.
Karena cinta bukan hanya saling mengisi,
tapi tentang bersama-sama menjadi ruang.
Jadi, Besok Kalau Ada yang Nanya “Udah Makan Belum? ”Senyumin aja.
Dan mungkin, kamu bisa balik tanya: “Kamu udah puasa belum hari ini?”
Bukan sekadar puasa makanan.
Tapi puasa dari distraksi.
Dari segala hal yang bikin kamu lupa betapa cukupnya dirimu,
dan betapa indahnya ruang itu—kalau kamu sempat membuka jendelanya.