Konsumsi Energi Drink Berlebihan Bisa Picu Stroke? Simak Penjelasannya

Konsumsi Energi Drink Berlebihan Bisa Picu Stroke? Simak Penjelasannya
ILUSTRASI

VLOOD.ID - Minuman berenergi sering dijadikan andalan untuk meningkatkan stamina sebelum olahraga atau aktivitas padat. Namun, konsumsi berlebihan justru bisa membawa risiko serius, salah satunya gangguan serebrovaskular seperti stroke.

Salah satu kasus yang mencuri perhatian dipublikasikan dalam Case Report in Neurology pada April 2024. Seorang pria 30 tahun di Amerika Serikat, tanpa riwayat penyakit yang signifikan, mengalami kejang selama 15 menit dan dilarikan ke instalasi gawat darurat.

Dalam laporan tersebut, pria ini diketahui rutin mengonsumsi pre-workout drink, dan pada hari kejadian, ia juga menenggak tablet kafein 400 mg bersamaan dengan minuman energinya.

Pemeriksaan CT scan menunjukkan pasien mengalami incomplete Lock-in Syndrome (LIS), akibat infark basilar berkepanjangan. Kondisi ini kemudian dihubungkan dengan konsumsi minuman berenergi dan kafein dosis tinggi.

"Kandungan minuman berenergi yang umum seperti taurine, synephrine, dan senyawa lain mungkin bisa memperburuk risiko kejadian serebrovaskular dan karenanya juga risiko mengalami LIS," tulis para peneliti.

Masih Perlu Riset Lanjutan

Walaupun hubungan langsung antara energi drink dan stroke belum sepenuhnya dipahami, para peneliti menyarankan riset lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme pasti yang menyebabkan konsumsi kafein tinggi dapat memicu gangguan otak.

Penjelasan Pakar Neurologi

Menurut dr Henry, dokter spesialis saraf, risiko stroke akibat minuman berenergi akan lebih besar pada individu dengan faktor risiko tertentu seperti hipertensi atau gangguan pembuluh darah.

"Pada orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya, ada gangguan dinding pembuluh darah misalnya, akhirnya itu bisa terjadi kalau misalnya ada plak di pembuluh darahnya. Nantinya plaknya bisa menimbulkan stroke iskemik atau sumbatan," jelas dr Henry saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).

"Jadi memang bisa menjadi salah satu faktor risiko secara tidak langsung, semacam pencetus. Ibaratnya kayak gudang, isinya petasan, terus kemudian ada orang bawa rokok, buang rokok, akhirnya meledak," tambahnya.

Konsumsi Berlebihan Tak Disarankan

Meski tidak selalu langsung menyebabkan stroke, dr Henry tidak menyarankan konsumsi berlebihan minuman berenergi, terutama jika dicampur dengan bahan lain yang memperparah efek stimulan.

"Kalau untuk minuman stimulan sebisa mungkin hanya diminum kalau memang diperlukan, bukan sebagai suatu rekreasi atau mencampurnya dengan minuman lain kadang-kadang eksperimen," ujarnya.

Alih-alih bergantung pada minuman berenergi, dr Henry menyarankan olahraga sebagai cara alami meningkatkan energi dan kebugaran tubuh.

"Yang paling memberikan energi itu olahraga. Karena olahraga itu menciptakan adanya perubahan hormon di kepala, menjadi lebih bertenaga, lebih bahagia, dan juga lebih siap menghadapi stres apapun yang terjadi," pungkasnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index