~Kita hidup di zaman informasi, katanya. Tapi sejatinya, kita hidup di zaman energi tak kasatmata—zaman di mana satu postingan bisa bikin hati berbunga atau tiba-tiba ambruk tanpa sebab yang jelas. Bukan karena informasi itu sendiri, tapi karena energi di balik informasi itu masuk ke dalam sistem batin kita, lalu mengendap di sana.
Inilah yang jarang disadari: bahwa segala sesuatu—kata-kata, gambar, video, bahkan emoji—adalah bentuk energi. Dan energi tidak bisa hilang begitu saja. Ia hanya berpindah dan berubah bentuk. Itulah inti dari hukum konversi yang diam-diam bekerja dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pikiran Kita Adalah Konverter
Pikiran bukan hanya tempat berpikir. Ia adalah mesin konversi.
Setiap kali kita melihat story teman yang sedang galau, membaca komentar sarkas di kolom viral, atau menonton video kucing lucu—pikiran kita tidak diam. Ia sedang menerima, mengubah, dan menyimpan energi dari luar menjadi sesuatu yang bekerja di dalam: perasaan, getaran, bahkan keyakinan baru.
Dan inilah yang sering membuat kita lelah. Bukan karena kerja fisik. Tapi karena kita mengonversi terlalu banyak energi asing—tanpa filter, tanpa sadar.
Informasi = Vibrasi = Energi
Gambar lucu bisa membuat dada lapang.
Komentar jahat bisa menyempitkan ruang napas.
Berita pelecehan, bahkan hanya lewat tulisan, bisa membuat hati terasa tercekik.
Itulah kekuatan vibrasi. Karena setiap informasi membawa vibrasi. Dan vibrasi itu, diserap atau tidak, akan memengaruhi sistem energi dalam tubuh halus kita.
Kita menganggap itu semua “sekadar lewat” di layar. Tapi sesungguhnya, setiap klik adalah kontrak energi.
Scroll terlalu lama? Itu seperti membuka ribuan pintu rumahmu untuk orang asing.
Kelelahan Vibrasi dan Polusi Digital
Capek tanpa sebab, susah fokus, gampang marah, baper berlebihan, cemas yang datang tiba-tiba—semuanya bisa jadi gejala dari kelelahan vibrasi. Polusi yang masuk bukan dari asap, tapi dari paparan konten digital yang kita biarkan masuk begitu saja tanpa disaring.
Di sinilah kita butuh kesadaran untuk mengelola konversi.
Bagaimana Mengatur Konversi Energi Digital?
1. Kurasi Seperti Kamu Kurasi Makanan,
Tidak semua yang terlihat enak layak masuk ke tubuh. Begitu juga dengan konten.
2. Hidupkan Mode Sadar, Bukan Otomatis
Sebelum membuka media sosial, sadari bahwa kamu sedang membuka portal energi. Siapkah kamu menerima vibrasinya?
3. Bedakan antara Empati dan Absorpsi
Peduli bukan berarti harus menyerap. Kita bisa menyaksikan tanpa larut.
4. Tentukan Batas: Waktu dan Isi;
Waktu scroll adalah waktu hidup. Isi yang kita konsumsi adalah bentuk doa yang kita ijinkan masuk.
Menjaga Energi Adalah Spiritualitas Era Kini
Di tengah derasnya informasi, menjaga kesehatan energi batin adalah bentuk ibadah.
Bukan lari dari dunia, tapi tahu mana yang patut ditampung dan mana yang cukup dilihat lalu dilepas.
Ingatlah bahwa kita bukan awan yang datang dan pergi tergantung arah angin.
Kita adalah langitnya—lapang, tenang, dan tak mudah runtuh hanya karena satu postingan viral.
Karena itu, jika pikiranmu cepat lelah, mungkin bukan karena kamu lemah. Mungkin kamu terlalu banyak mengonversi energi yang bukan milikmu dan di luar lingkar pengaruhmu.