VLOOD.ID- Grand Theft Auto 6 semakin dinantikan bukan hanya karena grafis dan gameplay yang menjanjikan, tetapi juga karena keberanian Rockstar Games dalam menghadirkan isu representasi yang selama ini kurang disentuh. Salah satu sorotan paling mencolok adalah hadirnya klub tari telanjang gay di berbagai titik peta permainan.
Langkah ini disebut sebagai perubahan signifikan bagi waralaba GTA yang sebelumnya kerap menuai kritik karena minimnya inklusi terhadap komunitas LGBTQ+.
Rockstar telah mengonfirmasi kehadiran elemen ini, dan reaksi dari penggemar pun beragam. Sebagian menyambutnya sebagai bentuk kemajuan dan inklusivitas dalam dunia game, sementara yang lain menuduh ini hanyalah upaya Rockstar untuk kembali menciptakan kontroversi demi sensasi.
Namun, terlepas dari pro dan kontra, ini adalah pertama kalinya dalam sejarah GTA ada langkah eksplisit yang mengarah pada representasi LGBTQ+.
Pertanyaannya kini, seberapa besar peran klub-klub tersebut dalam gameplay? Apakah hanya sekadar latar tempat seperti dekorasi tambahan, atau Rockstar akan membuatnya interaktif layaknya klub striptis pada seri sebelumnya?
Banyak yang berharap fitur ini tidak berhenti sebagai gimmick semata, melainkan menghadirkan misi, karakter baru, hingga dinamika kehidupan malam yang lebih kaya.
Komunitas LGBTQ+ sendiri menaruh harapan tinggi bahwa GTA 6 bisa memperbaiki citra dan kesalahan masa lalu, serta membawa nuansa yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman.
Sebagai contoh, meskipun karakter utama Jason Duval dipastikan merupakan pria heteroseksual, sosoknya sudah lebih dulu mencuri perhatian komunitas gay karena desain fisiknya yang ikonik dan persona khas "filthy trashbandit" yang melekat padanya.
Rockstar juga mengumumkan bahwa latar tempat dalam GTA 6 akan berlokasi di negara bagian fiktif bernama Leonida, yang merupakan adaptasi dari Florida dan mencakup kota legendaris Vice City.
Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa kehidupan malam dan budaya urban akan menjadi elemen penting dalam game ini.
