Garuda Indonesia Pertimbangkan Pesawat COMAC di Tengah Tekanan Pasar Global

Garuda Indonesia Pertimbangkan Pesawat COMAC di Tengah Tekanan Pasar Global
Pesawat jet Comac C919 buatan Commercial Aircraft Corp of China Lt

VLOOD.ID - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang menjajaki opsi pembelian pesawat buatan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). Langkah ini diambil di tengah keterbatasan pasar global dalam penyediaan armada baru. Meski pesawat COMAC telah dinyatakan layak terbang oleh otoritas China, operator dan pilot Garuda Indonesia perlu beradaptasi dengan teknologi baru ini, mengingat mereka selama ini terbiasa menggunakan Boeing.

Kondisi pasar yang terbatas menjadi alasan utama Garuda Indonesia membuka penjajakan dengan COMAC. Penambahan armada ini dianggap strategis untuk menghadapi potensi lonjakan jumlah penumpang di tahun mendatang, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan layanan penerbangannya.

Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menilai langkah ini tepat, namun ia menekankan pentingnya penyesuaian teknologi dan kesiapan operator.

“Pesawat COMAC sudah memenuhi standar kelaikan dari otoritas China. Namun, teknologi perakitannya yang menggunakan sistem robot berbeda dengan pesawat Boeing, sehingga pilot dan teknisi Garuda perlu penyesuaian,” kata Gatot, Sabtu (11/1) yang dilansir dari RM.id.

Ia juga mengingatkan bahwa proses perawatan (maintenance) pesawat COMAC mungkin harus dilakukan di China, kecuali ada kesepakatan khusus untuk membuka fasilitas perawatan di Indonesia.

Gatot menambahkan, selain teknologi dan perawatan, Garuda juga harus mempertimbangkan tingkat keterisian (load factor) pesawat.

“Menambah armada itu penting, tapi harus sesuai dengan rute-rute yang memiliki tingkat keterisian tinggi agar lebih efisien,” ujarnya.

Menurut Gatot, jika Garuda menargetkan penambahan 20 armada tahun ini, perusahaan harus memastikan pesawat tersebut ditempatkan pada rute strategis dengan permintaan tinggi.

Langkah ini juga diharapkan tidak memengaruhi keterjangkauan harga tiket pesawat bagi masyarakat. Gatot menyarankan agar Garuda tetap menjaga stabilitas harga, terutama pasca periode Natal dan Tahun Baru, di tengah penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen untuk tiket pesawat.

“Transportasi udara adalah kebutuhan umum, sama seperti angkutan darat dan laut. Oleh karena itu, harga tiket harus tetap terjangkau,” tegasnya.

Meski penjajakan dengan COMAC tengah berlangsung, Gatot menyebutkan bahwa pembicaraan dengan Boeing telah memasuki tahap lebih lanjut.

“Diskusi dengan Boeing sudah lama dilakukan, tinggal menunggu eksekusi pembelian,” katanya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index