VLOOD.ID, Batu Ampar – Penolakan warga Desa Batu Ampar terhadap aktivitas tambang batu bara PT Bara Prima Pratama (BPP) kembali mencuat. Perusahaan tersebut dituding melakukan pengalihan aliran Sungai Bebaian, salah satu anak Sungai Reteh yang menjadi sumber utama kehidupan masyarakat. Aksi penolakan warga berlangsung pada Selasa (02/09/2025).
Bagi masyarakat Batu Ampar, Sungai Reteh dan anak sungainya bukan sekadar aliran air, melainkan nadi kehidupan yang menghidupi aktivitas harian mereka.
“Merusak Sungai Bebaian sama saja merusak Sungai Reteh. Itu berarti merusak sumber kehidupan kami,” tegas Riko, salah satu perwakilan warga.
Warga menilai, rencana pengalihan sungai ini sangat berisiko. Selain mengancam keseimbangan ekosistem, kualitas air dikhawatirkan menurun dan berpotensi menimbulkan banjir. Karena itu, masyarakat Batu Ampar mendesak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau segera turun tangan melakukan pengecekan di lapangan.
Mereka juga meminta kejelasan apakah PT BPP memiliki izin resmi terkait pengalihan aliran sungai.
“Kalau memang tidak ada dasar hukumnya, hentikan sekarang juga. Jangan sampai ada pembiaran, karena yang dirugikan bukan hanya kami, tapi juga generasi mendatang,” tambah Riko.
Menurut warga, perjuangan mereka bukan sekadar menolak aktivitas tambang, melainkan melindungi sungai sebagai warisan hidup bersama.
“Silakan perusahaan menambang, tapi jangan sampai sungai kami dirusak. Sungai ini bagian dari sejarah kehidupan kami,” tegas warga lainnya.
Masyarakat Batu Ampar juga memperingatkan, jika tuntutan mereka diabaikan, aksi yang lebih besar akan dilakukan hingga aktivitas tambang benar-benar dihentikan.