VLOOD.ID - Warga Dusun Ambar Sari, Kelurahan Seberang Tembilahan, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, menunjukkan semangat kebersamaan dengan bergotong royong memperbaiki jembatan kayu rusak yang menjadi satu-satunya akses utama penghubung antara Kampung Baru menuju wilayah mereka.
Jembatan sepanjang 86 meter dan lebar 2 meter ini merupakan jalur vital bagi masyarakat dalam menjalani aktivitas harian, mulai dari anak-anak yang pergi ke sekolah hingga petani yang mengangkut hasil panen.
Kondisi jembatan yang telah lama rusak memicu kekhawatiran serius, terlebih karena sudah ada warga yang menjadi korban. Melihat lambatnya respons pemerintah, warga pun bergerak mandiri melakukan perbaikan secara swadaya.
“Ini sudah yang kedua kalinya kami memperbaiki jembatan ini sepanjang tahun 2025. Sebelumnya sudah ada warga yang jatuh karena kondisi jembatan yang sangat memprihatinkan. Kami tidak bisa menunggu sampai ada korban lebih banyak,” ungkap Ketua RW 03 Desa Ambar Sari, Nasrudin Alikhodri, saat ditemui di lokasi gotong royong, Ahad (18/5/2025).
Perbaikan dilakukan dengan dana hasil sumbangan masyarakat dan bantuan beberapa donatur. Dana yang terkumpul sebesar Rp6 juta dirasa masih jauh dari cukup untuk perbaikan menyeluruh.
Nasrudin menyebut, perbaikan ini bersifat sementara dan kemungkinan jembatan hanya akan bertahan selama tiga bulan jika tidak ada bantuan tambahan.

“Kami sadar bahwa kekuatan kami terbatas. Perbaikan ini pun hanya bisa kami lakukan secara bertahap. Setelah ini, jembatan mungkin bisa bertahan paling lama tiga bulan,” ujarnya.
Lurah Seberang Tembilahan, Hendriyan Budiono, yang turut hadir memantau kegiatan warga, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat gotong royong yang ditunjukkan. Namun ia juga menegaskan bahwa pemerintah harus mengambil langkah nyata.
“Warga sudah berusaha maksimal. Sekarang giliran kami di pemerintahan untuk menyuarakan dan mendorong agar Dinas PU memberikan perhatian khusus terhadap jembatan ini. Ini bukan sekadar akses penghubung biasa, ini urat nadi aktivitas ekonomi dan pendidikan warga,” kata Hendriyan.

Jembatan tersebut sempat viral di media sosial karena kondisinya yang sangat memprihatinkan. Namun hingga saat ini belum ada tindakan konkrit dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk perbaikan permanen. Nasrudin juga menyebut bahwa dana swakelola terakhir kali diberikan pada 2021 dan 2022, tanpa kelanjutan hingga kini.
“Kami sangat berharap pemerintah, khususnya Dinas PU, dapat segera meninjau kondisi di lapangan dan memberikan bantuan penuh untuk pembangunan jembatan yang layak. Jangan tunggu sampai jembatan ini benar-benar roboh baru ada tindakan,” tegasnya.
Meski dalam keterbatasan, warga tetap mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu, baik dari segi materi, tenaga, maupun dukungan moral.
Gotong royong ini membuktikan bahwa solidaritas masyarakat masih menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan infrastruktur yang tak kunjung diperhatikan secara serius.