VLOOD.ID - Perdana Menteri Bhutan, Tshering Tobgay, mengungkapkan bahwa negaranya menggunakan cadangan Bitcoin (BTC) untuk mendanai berbagai layanan publik, termasuk gaji pegawai negeri dan program kesehatan gratis.
Dengan kepemilikan 13.029 BTC, setara lebih dari US$1,1 miliar, Bhutan kini menjadi salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia. Negara ini menempati posisi kelima di antara negara-negara lain yang memiliki aset Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional.
“Kami telah menggunakan Bitcoin untuk menyediakan layanan kesehatan gratis dan untuk lingkungan, tetapi itu hanya sebagian kecil. Penggunaan utama Bitcoin adalah untuk membiayai gaji pegawai negeri,” ujar Tobgay dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Kamis (06/03).
Penambangan Bitcoin Berbasis Energi Hijau
Bhutan mulai menambang Bitcoin sejak 2019, memanfaatkan energi hidroelektrik dari sumber daya air yang melimpah di negara tersebut. Langkah ini tidak hanya membantu menciptakan sumber pendapatan tambahan, tetapi juga menjadi solusi atas tantangan ekonomi di sektor manufaktur.
Keputusan Bhutan untuk mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari kebijakan ekonominya menunjukkan bahwa aset digital bisa menjadi instrumen yang berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional.
Dorongan Bhutan untuk Adopsi Crypto Global
Perdana Menteri Tobgay juga mendorong negara-negara lain untuk mempertimbangkan potensi Bitcoin sebagai alat diversifikasi ekonomi. Ia menyoroti bahwa banyak individu telah meraih keuntungan dari investasi Bitcoin, dan menyarankan agar pemerintah mulai mempertimbangkan aset digital sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang.
Selain Bitcoin, Bhutan juga mengalokasikan Ethereum (ETH) dan BNB sebagai aset cadangan strategis. Kedua aset ini akan digunakan untuk mendukung Gelephu Mindfulness City, sebuah proyek pengembangan wilayah administratif baru di Bhutan.
Kesimpulan
Dengan pendekatan inovatif ini, Bhutan memperlihatkan bagaimana crypto dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik, bukan hanya sebagai alat investasi. Langkah Bhutan dalam mengelola Bitcoin sebagai sumber pendanaan negara berpotensi menjadi model bagi negara lain yang ingin memanfaatkan aset digital untuk membangun ketahanan ekonomi.