VLOOD.ID - Kementerian Pendidikan China menghimbau universitas di seluruh negeri untuk memperbanyak kejuruan dan pelatihan dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Langkah ini bertujuan memperkuat sektor industri serta memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Pemerintah China memprediksi akan menghadapi lonjakan besar jumlah lulusan universitas, mencapai 12,22 juta orang pada tahun 2025. Selain itu, tingkat pengangguran usia 16-24 tahun diperkirakan mencapai 15,7% di akhir 2024. Oleh karena itu, kebijakan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mendapatkan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran.
Universitas Wajib Perbanyak Pelatihan AI
Menurut Kementerian Pendidikan China, perguruan tinggi diharuskan membantu mahasiswa dalam mendapatkan pekerjaan dengan mendirikan pusat pelatihan sektor tersebut serta menjalin kerja sama strategis. Target yang ditetapkan mencakup 1.000 jurusan mikro dan 1.000 kursus pelatihan di bidang kecerdasan buatan.
Lembaga pendidikan juga diwajibkan untuk mencari proyek-proyek dan pendidikan bidang AI guna memastikan lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih siap menghadapi tantangan pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.
Dampak Kebijakan AI terhadap Industri dan Pendidikan
Keputusan ini mencerminkan ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam pengembangan AI. Langkah ini juga sejalan dengan target jangka panjang pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekonomi digital.
Selain meningkatkan jumlah program kejuruan AI, kebijakan ini berpotensi mempercepat inovasi di berbagai sektor, termasuk teknologi, manufaktur, dan layanan berbasis kecerdasan buatan. Dengan semakin banyak lulusan yang memiliki keahlian di bidang AI, industri diharapkan dapat lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Kesimpulan
China terus berupaya menyesuaikan sistem pendidikan tinggi dengan tuntutan industri modern. Dengan menambahkan lebih banyak program AI di universitas, pemerintah berharap dapat mengurangi tingkat pengangguran dan memastikan lulusan siap bersaing di pasar kerja yang berkembang pesat.
Langkah ini sekaligus memperkuat posisi China dalam peta persaingan global di sektor kecerdasan buatan.