VLOOD.ID - Sorak sorai penonton menggema di tepian sungai Desa Kuala Patah Parang, Kecamatan Sungai Batang. Air sungai yang biasanya tenang berubah riuh oleh deru mesin perahu kecil yang saling berpacu. Itulah kemeriahan Pacu Pompong ke-7 yang digelar warga setempat dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia, Kamis (21/8/2025).
Pacu pompong—perahu tradisional bermesin yang biasa digunakan masyarakat pesisir—menjadi ikon lomba khas Desa Kuala Patah Parang. Bagi warga, suara mesin yang meraung di atas air bukan sekadar perlombaan, melainkan simbol kebersamaan dan semangat gotong royong.
.jpeg)
Kepala Desa Kuala Patah Parang, Dedi Suandi, mengaku bangga karena tradisi ini bisa kembali digelar untuk ketujuh kalinya.
“Tahun ini alhamdulillah dapat kembali dilaksanakan Pacu Pompong untuk yang ke tujuh kalinya,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Menariknya, lomba ini tidak hanya diikuti oleh warga setempat. Peserta dari desa tetangga hingga provinsi lain, seperti dari Kuala Tungkal, Provinsi Jambi, turut ambil bagian. Kehadiran mereka membuat suasana semakin meriah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang menonton.
.jpeg)
“Semoga Pacu Pompong ini bisa menjadi event tahunan, sehingga menjadi salah satu ciri khas Desa Kuala Patah Parang yang bisa terus terselenggara,” lanjut Dedi.
Lebih jauh, Dedi berharap dukungan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi agar kegiatan ini bisa dikemas lebih besar dan profesional di masa mendatang.
.jpeg)
“Semoga perlombaan Pacu Pompong ini bisa menjadi perhatian pemerintah kabupaten maupun provinsi sehingga berjalan lebih maksimal dan lebih baik lagi,” pungkasnya.
Tak hanya sekadar hiburan, pacu pompong menjadi wadah silaturahmi antarwarga, sarana promosi budaya pesisir, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.