VLOOD.ID - Kondisi keuangan Provinsi Riau hingga April 2025 mencatatkan catatan positif dengan adanya surplus APBD sebesar Rp139,43 miliar, meskipun sebelumnya dirancang dalam posisi defisit. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau, Heni Kartikawati, memaparkan data ini dalam laporan terbaru realisasi APBD Riau. Capaian surplus ini menjadi sorotan penting dalam upaya menjaga kesehatan fiskal daerah di tengah tekanan pendapatan.
"Realisasi pendapatan daerah tercatat sebesar Rp5.617,81 miliar atau 15,31 persen dari total pagu anggaran. Namun demikian, capaian ini mengalami kontraksi sebesar 7,05 persen secara tahunan (year-on-year)," kata Heni Kartikawati, Sabtu (24/5/2025).
Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya pendapatan transfer dari pusat yang turun 13,95 persen, serta penurunan tajam pada transfer antar daerah yang terkontraksi hingga 90,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 38,08 persen secara tahunan. Sementara itu, Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (LLPDyS) mengalami lonjakan luar biasa dengan pertumbuhan sebesar 1.099,09 persen, yang menjadi faktor signifikan dalam menopang sisi penerimaan daerah.
Sementara itu, realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp5.478,38 miliar atau setara 14,42 persen dari pagu anggaran. Mayoritas belanja masih didominasi oleh belanja operasi yang mencakup 88,19 persen dari total belanja.
Meskipun begitu, total belanja daerah mengalami penurunan sebesar 11,27 persen secara tahunan. Penurunan ini terjadi hampir di seluruh komponen belanja, termasuk belanja transfer yang menurun 49,32 persen, khususnya belanja bagi hasil yang terkontraksi hingga hampir habis, yakni 99,70 persen.