VLOOD.ID - Kaburnya 11 tahanan dari Rutan Mapolres Kampar menjadi pukulan serius bagi institusi kepolisian di Riau. Menanggapi kejadian ini, Kepolisian Daerah (Polda) Riau bergerak cepat dengan melakukan mutasi terhadap sejumlah pejabat di lingkungan Polres Kampar. Melalui Surat Telegram Kapolda Riau Nomor ST/409/V/KEP./2025 tertanggal 18 Mei 2025, langkah evaluatif langsung dilakukan untuk menjaga profesionalisme serta akuntabilitas di tubuh Polri.
Wakapolda Riau, Brigjen Pol Jossy Kusumo menegaskan bahwa mutasi ini bukanlah sekadar rotasi jabatan biasa. "Mutasi ini bukan sekadar rotasi jabatan, tetapi bagian dari langkah evaluatif dan manajerial yang bertujuan menjaga stabilitas organisasi dan kepercayaan publik," tegasnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).
Ia juga menekankan pentingnya kesinambungan operasional di tengah proses pemeriksaan yang sedang berjalan. Sejumlah pejabat kini sedang dalam proses klarifikasi oleh Bidpropam terkait kasus kaburnya tahanan tersebut.
"Tidak boleh ada kekosongan kendali di lapangan, apalagi ketika sejumlah pejabat tengah menjalani pemeriksaan oleh Bidpropam. Organisasi harus tetap berjalan dan publik harus tetap dilayani," jelas Brigjen Jossy dikutip vlood.id dari laman riauaktual.com.
Mutasi yang dilakukan menyentuh beberapa posisi strategis. Kompol Rifendi, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Ops Polres Kampar, kini dipindahkan menjadi Kaur Produk Kreatif di Subbid Multimedia Bid Humas Polda Riau. Posisi Kabag Ops selanjutnya diisi oleh Kompol Romi Irwansyah, yang sebelumnya berdinas di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau.
Pergantian juga terjadi pada posisi Kasatresnarkoba Polres Kampar. AKP Era Maifo digantikan oleh AKP Markus Timbul Sinaga, yang sebelumnya bertugas di Polresta Pekanbaru. Untuk memperkuat sistem pengawasan ruang tahanan, Ipda Hazli Murham kini menjabat sebagai Kasattahti Polres Kampar yang baru.
Brigjen Jossy menegaskan bahwa mutasi ini adalah bagian dari sikap tegas institusi dalam menindak setiap bentuk kelalaian. "Setiap pejabat yang diberi amanah harus siap bekerja dengan patuh terhadap perintah pimpinan, profesional dalam bertugas, dan memahami arah kebijakan institusi. Kita tidak boleh memberi ruang untuk kelalaian," tegasnya lagi.
Polda Riau juga menegaskan bahwa proses evaluasi menyeluruh akan terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. "Institusi Polri, tetap berkomitmen menjadi garda terdepan dalam pelayanan, perlindungan, dan penegakan hukum bagi masyarakat," tutup Wakapolda Riau tersebut.
