IHSG Anjlok 6,12%, Jadi Indeks dengan Performa Terburuk se-Asia Hari Ini

IHSG Anjlok 6,12%, Jadi Indeks dengan Performa Terburuk se-Asia Hari Ini
Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia

VLOOD.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada perdagangan sesi pertama hari ini, anjlok hingga 6,12%. Penurunan ini menjadikannya indeks dengan performa terburuk di Asia, Selasa (18/03). Akibat tekanan jual besar-besaran, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan perdagangan saham sementara pada pukul 11.19 WIB.

Meski demikian, IHSG berhasil sedikit pulih dan mengakhiri perdagangan sesi kedua dengan koreksi yang lebih kecil, yaitu -3,84%, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.

IHSG Tersungkur, Pasar Asia Justru Menguat

Di saat IHSG tertekan, mayoritas indeks saham di Asia justru mencatatkan performa positif. Indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong memimpin dengan kenaikan 2,46%, sementara BSE 100 India meningkat 1,60%.

Di kawasan Asia Tenggara, Straits Times Index (STI) Singapura mencatatkan kenaikan 1,13%, sementara FTSE Malaysia KLCI (KLSE) menguat 1,04% pada perdagangan sesi kedua.

Faktor Penyebab IHSG Terjun Bebas

Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap anjloknya IHSG hari ini:

1. Defisit Anggaran Pemerintah

• Investor cemas terhadap kesehatan fiskal Indonesia, terutama setelah laporan defisit anggaran yang lebih tinggi dari perkiraan.

2. Melemahnya Rupiah

• Mata uang rupiah terus melemah hingga menyentuh Rp16.406 per dolar AS, memberikan tekanan tambahan pada pasar saham domestik.

3. Rotasi Aset ke Instrumen yang Lebih Aman

• Para investor mengalihkan portofolionya ke aset yang lebih aman, seperti obligasi atau dolar AS, untuk menghindari risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dampak ke Investor dan Prospek ke Depan

Penurunan tajam IHSG menunjukkan meningkatnya volatilitas pasar saham Indonesia. Para analis menyarankan investor untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan faktor makroekonomi global yang dapat terus mempengaruhi pergerakan indeks.

Sementara itu, penguatan beberapa indeks Asia lainnya menunjukkan bahwa investor masih memiliki optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, meskipun tekanan ekonomi global tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index