Harga Emas Tembus Rekor US$2.990,21 di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Emas Capai ATH Baru Kala Investor Khawatir akan Tarif Trump

Emas Capai ATH Baru Kala Investor Khawatir akan Tarif Trump
Gold/Ilustration

VLOOD.ID - Harga emas kembali mencetak all-time high (ATH) dengan menyentuh US$2.990,21 per ons pada Jumat (14/03). Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump serta laporan inflasi yang melemah, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven.

Sejumlah bank besar menilai kondisi ini akan terus mendorong kenaikan harga emas ke level yang lebih tinggi. Macquarie Group memprediksi harga emas bisa mencapai US$3.500 per ons pada kuartal kedua, sementara BNP Paribas SA memperkirakan rata-rata harga emas akan berada di atas US$3.000 per ons.

Emas Antam Juga Naik, Capai Rp1.742.000 per Gram

Tidak hanya emas global, harga emas Antam (ANTM) juga mengalami kenaikan signifikan. Dalam periode yang sama, harga emas Antam naik Rp28.000 menjadi Rp1.742.000 per gram, menyusul kenaikan sebelumnya sebesar Rp14.000 pada Kamis (13/03) yang membawa harga ke Rp1.714.000 per gram.

Apa yang Mendorong Lonjakan Harga Emas?

Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada lonjakan harga emas meliputi:

1. Ketidakpastian Ekonomi – Kebijakan tarif yang lebih agresif dari Donald Trump menciptakan volatilitas pasar, mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.

2. Inflasi yang Lemah – Laporan inflasi yang di bawah ekspektasi meningkatkan spekulasi bahwa suku bunga akan tetap rendah, yang mendukung harga emas.

3. Prediksi Kenaikan Harga – Proyeksi dari bank-bank besar mengenai potensi lonjakan harga emas turut meningkatkan minat pasar terhadap logam mulia ini.

Kesimpulan: Prospek Emas ke Depan

Dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar global dan kebijakan ekonomi AS yang semakin agresif, harga emas berpotensi melanjutkan reli ke level yang lebih tinggi. Jika prediksi dari Macquarie Group dan BNP Paribas SA terbukti akurat, investor emas bisa melihat harga emas menembus US$3.500 per ons dalam beberapa bulan ke depan.

Disclaimer:

Artikel ini disediakan hanya untuk tujuan informasi. Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri Not Financial Advice (NFA). Do Your Own Research (DYOR). Penulis tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi dalam artikel ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index