VLOOD.ID - Ethereum (ETH), cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, mencatat penurunan signifikan dari harga tertingginya (All-Time High atau ATH) di US$4.868 pada November 2021. Saat ini, nilai ETH telah turun lebih dari 60 persen, mencerminkan tekanan pasar yang terus berlangsung terhadap aset digital tersebut.
Dibandingkan Bitcoin, Ethereum Tertinggal Jauh
Sementara Bitcoin (BTC) berhasil mencapai ATH terbaru di US$109.396, Ethereum hanya mampu kembali menyentuh level US$4.108 pada akhir 2024. Namun, performa Ethereum justru kembali tertekan dengan penurunan sekitar 52 persen, hingga berada di kisaran US$1.754 tahun ini.
Ethereum pernah mengalami penurunan tajam pasca ATH, dari US$4.784 ke US$1.900-an per koin, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi di pasar crypto.
Apa yang Menyebabkan Ethereum Terus Tertekan?
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan harga Ethereum meliputi:
- Dominasi Bitcoin: Kapitalisasi pasar Bitcoin terus menguat, menarik lebih banyak perhatian dibanding altcoin seperti Ethereum.
- Regulasi dan Sentimen Pasar: Ketidakpastian regulasi global terhadap crypto berkontribusi terhadap tekanan pada Ethereum.
- Kurangnya Inovasi Signifikan: Meskipun Ethereum telah beralih ke mekanisme Proof-of-Stake (PoS), masih terdapat tantangan dalam skalabilitas dan adopsi massal.