Inflasi AS Melambat ke 2,8% di Februari, Pasar Terkejut di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump

Inflasi AS Melambat ke 2,8% di Februari, Pasar Terkejut di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump
Jerome Powell, Image Source: Bloomberg

VLOOD.ID - Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan ke 2,8% pada Februari, melampaui ekspektasi pasar yang sebelumnya pesimistis. Penurunan inflasi ini terjadi di tengah ketidakpastian kebijakan tarif yang diusung oleh Presiden AS, Donald Trump.

Meskipun demikian, para analis memperingatkan bahwa beberapa faktor masih dapat mendorong inflasi kembali naik dalam waktu dekat. Salah satu perhatian utama adalah dampak kebijakan perdagangan Trump yang bisa mempengaruhi harga barang dan jasa secara lebih luas.

Dampak Kebijakan Trump terhadap Inflasi dan The Fed
 

Penerapan tarif baru oleh Trump telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi yang signifikan. Beberapa ekonom menilai bahwa kebijakan tersebut berpotensi menekan daya beli masyarakat dan mengganggu rantai pasokan global.

Selain itu, dampak kebijakan ini juga dirasakan oleh Federal Reserve (The Fed). Ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif memicu spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Jika langkah ini diambil, maka kebijakan moneter AS bisa menjadi lebih longgar untuk menopang pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian pasar.

Bitcoin Menguat Usai Pengumuman Inflasi

Sementara itu, pasar aset kripto merespons positif laporan inflasi AS. Harga Bitcoin ditutup menguat 3,53%, mencapai level US$84 ribu setelah pengumuman tersebut.

Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap aset digital sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. Beberapa analis juga menilai bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dapat menjadi katalis positif bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index