VLOOD.ID - Selama puluhan tahun, masyarakat Indragiri Hilir mengalami kesulitan ekonomi akibat rendahnya harga kelapa. Bupati Inhil, Herman, menegaskan bahwa pembatasan ekspor kelapa yang diberlakukan oleh Pj Gubernur Riau bisa menjadi bumerang bagi petani.
“Kalau boleh dikatakan menderita, memang menderita karena harga kelapa Rp1.500 sampai Rp2.000 per kilogram. Kalau ibarat kita kerja, tidak balik modal lagi,” ujar Bupati Herman.
Menurutnya, ketika harga kelapa mulai membaik hingga mencapai Rp7.000 per kilogram, justru muncul kebijakan pembatasan ekspor yang kembali menekan harga.
“Beberapa hari lalu, Pak Gubernur menyampaikan bahwa di zaman Pj Gubernur sebelumnya ada surat ke Menteri Perdagangan untuk membatasi ekspor. Ini juga menjadi bumerang buat masyarakat kami,” katanya saat menghadiri High-Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Riau di Balai Serindit, Pekanbaru. Selasa (11/3/2025).
Bupati Herman menegaskan bahwa pembatasan ekspor bukan solusi yang tepat, mengingat ekspor kelapa justru dapat meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan petani.
“Dengan adanya ekspor, harga kelapa bisa naik. Kalau kemarin dimonopoli oleh satu perusahaan, harganya hanya Rp1.800-Rp2.000 per kilogram. Hari ini sudah Rp7.000 lebih. Tapi sekarang turun lagi karena dampak dari surat tersebut,” jelasnya dikutip vlood.id dari akun tiktok pribadinya H. Herman, SE, ST. Senin (11/3/2025).