“Saya dengar, tapi kurang tahu detailnya," katanya di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Menurut Harli, grup tersebut hanya berisi anggota dari pihak Sub Holding Pertamina dan tidak melibatkan tersangka dari pihak swasta.
Kejaksaan Agung kini sedang fokus menyelidiki lebih lanjut kasus ini, terutama dengan menggali informasi dari 9 orang tersangka yang sudah ditahan.
Enam di antara tersangka tersebut disebut-sebut tergabung dalam grup WhatsApp 'orang-orang senang'.
Mereka termasuk Direktur Utama Pertamina Patra Niaga (PPN) Riva Siahaan, Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin, serta Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi.
Selain itu, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya, VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga Edward Corne, dan VP Feedstock Management PT KPI Agus Purwono juga tercatat sebagai tersangka.
Tiga tersangka dari pihak broker yang terlibat dalam skandal ini adalah Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Andrianto, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati, dan Komisaris PT Jenggala Maritim serta PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede.
Kejaksaan Agung kini tengah menyidik kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Subholding serta KKKS periode 2018–2023.
Hingga kini, sembilan tersangka telah ditetapkan dalam skandal ini, termasuk dua tersangka terbaru, Maya Kusmaya dan Edward Corne, yang langsung ditahan di Rumah Tahanan Salemba cabang Kejaksaan Agung untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Modus operandi dalam kasus ini melibatkan pengoplosan minyak berkadar oktan rendah dengan oktan tinggi serta pengadaan bahan bakar melalui sistem penunjukan langsung tanpa proses lelang.
