VLOOD.ID - Seorang ulama besar tak lahir dalam semalam. Butuh perjalanan panjang, bimbingan dari guru-guru hebat, dan tekad kuat dalam menuntut ilmu.
Itulah kisah Tuan Guru Sapat, atau yang lebih dikenal sebagai Syekh Abdurrahman Siddiq bin Syekh M. Afif Al-Banjari.
Dari kecil hingga dewasa, beliau menempuh perjalanan keilmuan yang luar biasa-mulai dari belajar dengan neneknya hingga berguru di tanah suci Mekkah.
1. Guru Pertama: Belajar dari Nenek Tercinta
Setiap ulama besar pasti memiliki titik awal dalam perjalanan ilmunya. Bagi Tuan Guru Sapat, langkah pertamanya dimulai dari rumah, di bawah bimbingan neneknya, Ummi Salamah.
Di pangkuan neneknya, beliau belajar dasar-dasar ilmu agama, mengenal Al-Qur’an, dan mulai memahami ajaran Islam yang kelak menjadi fondasi keilmuan beliau.
2. Menimba Ilmu di Dalam Pagar: Mencari Cahaya dari Para Ulama
Ketika beranjak dewasa, semangat belajarnya semakin membara. Beliau kemudian berguru kepada para ulama di Dalam Pagar, sebuah pusat pendidikan Islam yang terkenal saat itu.
Di sinilah beliau memperdalam ilmu fiqih, tafsir, dan tasawuf. Beberapa guru besar yang membimbingnya antara lain Asyekh Alhaaj Muhammad Sa’id Wali, Asyekh Alhaaj Muhammad Khotib dan Asyekh Alhaaj Abdurrahman Muda.