“Kita sudah melihat, di Kuala Selat itu wajib diselamatkan. Kalau tidak, maka kerusakan kebun kelapa di sana bisa semakin melebar lagi,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, tanggul perkebunan di Desa Kuala Selat baru-baru ini jebol akibat tingginya ombak, sehingga air laut masuk dan menggenangi area perkebunan kelapa. Sebagai respons, Disbun Inhil pada pertengahan tahun 2024 telah meminjamkan 1 unit Excavator Long Arm kepada masyarakat untuk membangun tanggul secara swadaya.
Kondisi serupa tidak hanya terjadi di Kuala Selat. Berdasarkan pantauan lapangan, pasca-curah hujan tinggi dan musim pasang, beberapa titik di desa dan kecamatan lainnya juga mengalami terendamnya perkebunan kelapa.
Terkait dengan masalah ini, Disbun Inhil telah menyusun prioritas pembangunan tanggul dengan anggaran terbatas. Meski demikian, Surya menyatakan bahwa pembangunan tanggul pada tahun ini tidak akan sepanjang tahun-tahun sebelumnya.
“Dari 6 kecamatan rencana pembangunan Tanggul itu, tentu saja kita prioritaskan titik perkebunan paling rentan terendam air,” imbuhnya.