Kasus DBD di Riau Tembus 1.471, Dinkes Minta Warga Aktifkan Gerakan 3M

Rabu, 07 Mei 2025 | 20:55:41 WIB
ILUSTRASI

VLOOD.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi ancaman serius di Provinsi Riau. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, terhitung sejak Januari hingga akhir April 2025, sebanyak 1.471 kasus DBD tercatat di 12 kabupaten/kota.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, menegaskan bahwa lonjakan kasus ini tidak bisa dianggap remeh. Ia menyoroti lingkungan yang kurang bersih sebagai faktor utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebar virus dengue.

“Selama empat bulan terakhir, hampir 1.500 warga Riau telah terjangkit DBD. Ini bukan hal yang bisa kita anggap sepele. Semua pihak harus berperan aktif dalam pencegahannya,” tegas Sri Sadono, Rabu (7/5/2025).

Sebagai langkah cepat, Dinas Kesehatan Riau mengintensifkan peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di lingkungan masyarakat. Para kader secara rutin turun langsung ke rumah-rumah warga untuk memeriksa tempat-tempat potensial sarang nyamuk.

“Kami sangat mengandalkan kader Jumantik sebagai garda terdepan dalam pencegahan. Mereka rutin memeriksa bak mandi, vas bunga, tempat minum hewan, hingga saluran air yang jarang dibersihkan,” jelasnya.

Selain memantau, kader Jumantik juga memberikan edukasi langsung kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan dan menerapkan Gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang-barang bekas, ditambah penggunaan obat nyamuk, kelambu, dan langkah lainnya.

“Jika kita semua menjaga kebersihan lingkungan dengan baik, maka nyamuk tidak akan memiliki tempat untuk berkembang biak. Jangan sampai kita menyesal karena terlambat bertindak,” tambahnya.

Dinkes Riau juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit dan puskesmas agar siap menghadapi potensi lonjakan pasien DBD.

Sri Sadono mengingatkan warga untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala hebat, atau muncul bintik merah di kulit.

“Deteksi dini sangat penting dalam penanganan DBD. Semakin cepat ditangani, peluang untuk sembuh pun semakin besar,” ujarnya.

Ia juga mengajak semua lapisan masyarakat — mulai dari camat, lurah, RT/RW, hingga tokoh masyarakat — untuk bersama-sama aktif dalam menekan penyebaran DBD.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kami sangat berharap dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tutupnya.

Tags

Terkini