Rendahnya Kemampuan Literasi Anak Indonesia

Kamis, 19 Juni 2025 | 23:15:13 WIB

VLOOD.ID  – Indonesia saat ini menghadapi situasi darurat literasi. Berdasarkan data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang rajin membaca. Artinya, dari setiap 1.000 orang, hanya satu yang memiliki kebiasaan membaca. Padahal, literasi merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dalam membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan siap bersaing secara global.

Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti minimnya fasilitas baca, peran keluarga dan sekolah yang belum maksimal, serta belum optimalnya pelaksanaan program literasi di berbagai jenjang pendidikan.

Literasi tidak hanya berarti bisa membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami, mengkritisi, serta menggunakan informasi secara bijaksana. Sayangnya, hasil survei PISA tahun 2022 menunjukkan bahwa skor literasi siswa Indonesia hanya berada di angka 359 poin, jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang mencapai 476 poin.

Meski peringkat Indonesia sempat naik dalam survei tersebut, penurunan skor tetap menjadi sinyal kuat bahwa perbaikan besar perlu segera dilakukan. Upaya peningkatan literasi sudah dimulai melalui program seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS), namun masih menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

Solusi peningkatan literasi perlu dimulai sejak usia dini, dengan menciptakan budaya literasi di rumah dan sekolah. Kegiatan seperti membaca bersama, menyediakan buku yang menarik dan sesuai usia, serta membiasakan anak untuk bercerita kembali dapat membentuk kebiasaan membaca yang positif. Sekolah juga perlu menyediakan fasilitas perpustakaan yang memadai dan suasana belajar yang menyenangkan.

Lebih dari itu, kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting untuk membangun ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan. Akses terhadap bahan bacaan bermutu, pelatihan literasi untuk pendidik dan orang tua, serta dukungan dari komunitas literasi dan taman baca masyarakat menjadi bagian dari strategi besar yang harus dijalankan secara konsisten.

Peningkatan literasi bukan hanya soal kemampuan akademik, tetapi juga berkaitan erat dengan pembentukan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Literasi yang kuat akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Penulis:
Ade Fadly Anugrah, Sukraini, Asmaul Husna, Nadila Nur Saphita, dan Atikah Wardani

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

Terkini