VLOOD.ID - Aktivitas perdagangan ritel sering kali menjadi indikator kuat dalam menentukan puncak pasar (market top) Bitcoin. Data terbaru dari CryptoQuant menunjukkan bahwa aktivitas trading ritel saat ini masih sangat minim, berbeda dengan pola yang terlihat pada siklus pasar sebelumnya di 2018 dan 2021, di mana lonjakan aktivitas ritel menandai puncak harga Bitcoin.
.png)
Grafik yang memperlihatkan hubungan antara frekuensi perdagangan ritel di pasar spot dan futures mengindikasikan bahwa saat ritel mulai mendominasi perdagangan (warna merah dan oranye), Bitcoin cenderung mencapai titik puncak sebelum memasuki fase koreksi tajam.
Maret 2024, Terakhir Kali Ritel Aktif di Bitcoin?
Saat ini, tidak terlihat adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas ritel di Bitcoin. Terakhir kali, ritel tercatat aktif melakukan perdagangan pada Maret 2024. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa Bitcoin masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi sebelum mencapai puncaknya.
Namun, ada kemungkinan lain yang perlu diperhatikan. Seperti yang disebutkan dalam analisis CryptoQuant:
“Meskipun demikian, ada potensi juga bahwa ritel memang tidak melakukan perdagangan Bitcoin, namun seluruh modal yang mereka miliki sudah habis untuk trading memecoins sehingga mereka tidak menyentuh Bitcoin sama sekali.”
Fenomena ini mencerminkan pergeseran fokus trader ritel yang lebih tertarik pada aset spekulatif seperti memecoins, dibandingkan Bitcoin sebagai aset utama.
Indikator Sentimen yang Perlu Diperhatikan
Meskipun indikator ini tidak bisa berdiri sendiri, data aktivitas ritel tetap menjadi bagian penting dari analisis sentimen pasar. Jika terjadi lonjakan aktivitas ritel dalam beberapa bulan ke depan, ini bisa menjadi sinyal bahwa Bitcoin mulai mendekati titik jenuh (market top).
Bagi investor dan trader, memahami pola ini bisa membantu dalam mengambil keputusan strategis, baik untuk mengambil profit maupun mencari peluang masuk sebelum tren berubah.