“Almarhum bekerja sebagai penambang pompong untuk menghidupi keluarga. Dan kami belum bisa menerima kenyataan ini, apalagi sampai sekarang tidak ada kejelasannya penyebab dari peristiwa ini. Sementara bantuan yang diberikan, di luar dari pihak kepolisian, tidak ada lagi,” ungkap Umi Kalsum.
Hal yang sama dirasakan keluarga Topo. Rika, salah satu anggota keluarga, menyampaikan bahwa almarhum adalah tulang punggung keluarga yang selama ini bertanggung jawab atas kehidupan ibu yang sudah lanjut usia, adik-adik, dan keponakannya.
“Almarhum Topo adalah tulang punggung keluarga kami. Dia yang menghidupi ibu yang sudah lanjut usia, adik-adik, dan ponakan-ponakan saya. Kami sangat kehilangan, dan berharap agar ada pertanggungjawaban dari pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar Rika dengan penuh kesedihan.
Tuntutan Keadilan untuk Korban
Baik keluarga Bastian maupun Topo mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap penyebab kecelakaan ini. Mereka berharap ada tindak lanjut serius agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Pihak kepolisian sendiri menyatakan bahwa mereka masih melakukan penyelidikan terkait insiden ini dan berharap dapat segera mengungkap fakta-fakta yang ada.
Hingga kini, misteri kecelakaan laut di Inhil masih belum terungkap, menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban yang kehilangan orang-orang terkasih mereka.