Dunia Setelah 2019 Rasanya Gak Sama Lagi

Sabtu, 26 April 2025 | 21:02:18 WIB

Maka Hadirlah Tantangan Ini: Menjadi Manusia Baru

Manusia baru bukan sekadar pembangkang dunia lama,
bukan juga pemuja dunia baru.

Manusia baru adalah mereka yang berani melihat —
bukan hanya dengan mata,
tetapi dengan hati yang terjaga.

Berani mengakui bahwa:

Agama perlu dikembalikan ke ruh sucinya, bukan menjadi alat kekuasaan atau identitas kosong.

Sains perlu dihormati dengan rendah hati, bukan dipuja menjadi berhala baru.

Materialisme harus dipahami sebagai alat hidup, bukan sebagai makna hidup itu sendiri.

Teknologi harus dikuasai dengan sadar, bukan menjadi tuan yang memperbudak.
 

Manusia baru tidak memilih salah satu kutub.
Mereka berdiri di tengah badai,
menggabungkan kekuatan rasio dan nurani,
menggabungkan ilmu dan kebijaksanaan jiwa.

Mereka adalah hibrida sadar:
menggunakan teknologi untuk memperdalam kemanusiaan,
bukan mengorbankannya.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Belajar menggunakan teknologi dengan sadar, membatasi konsumsi algoritma yang merusak jiwa.

Membersihkan agama dari kerak ritual kosong, menghidupkannya kembali sebagai jalan pembebasan batin.

Menjadikan sains sebagai alat memahami keajaiban dunia, bukan sebagai alat memperbudak manusia.

Membebaskan diri dari candu materialisme dengan memperkuat nilai-nilai batin: cinta, rasa syukur, kesadaran.
 

Karena dunia masa depan —
bukan hanya dunia yang lebih canggih,
tapi dunia yang lebih licik dalam memperdaya jiwa.

Yang bisa bertahan bukan manusia paling kuat atau paling pintar,
tetapi manusia yang paling sadar.

Halaman :

Tags

Terkini