VLOOD.ID - Jaguar Land Rover (JLR) dan Tata Motors sebelumnya bekerja sama dalam mengembangkan kendaraan listrik (EV) dengan berbagi teknologi, komponen, dan fasilitas produksi. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa JLR telah menunda rencana produksi EV mereka di India. Apa penyebabnya, dan bagaimana dampaknya terhadap Tata Motors serta proyek ambisius Avinya? Simak selengkapnya!
JLR dan Tata Motors: Kolaborasi EV yang Terhambat?
Sesuai rencana awal, JLR berencana memanfaatkan fasilitas manufaktur baru Tata Motors di Tamil Nadu untuk memproduksi EV mereka yang berbasis pada platform Electrified Modular Architecture (EMA). Sekitar 70.000 unit EV JLR direncanakan akan diproduksi di pabrik ini untuk pasar global.
Di sisi lain, Tata Motors juga merancang lini EV premium mereka, Avinya, yang akan berbagi platform dan beberapa komponen dengan JLR.
Produksi awal Avinya ditargetkan sebanyak 25.000 unit. Pabrik baru ini, yang mulai dibangun pada September tahun lalu, merupakan bagian dari investasi besar sebesar Rs 9.000 crore.
Target kapasitas produksi penuh mencapai 2,5 lakh unit per tahun dalam kurun waktu 5-7 tahun.
Namun, laporan dari Reuters menyebutkan bahwa pembicaraan JLR dengan para pemasok telah dihentikan sementara.
Penyebab utama adalah sulitnya mendapatkan pemasok dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan ekspektasi JLR.
Kendala Suplier: Alasan Utama Penundaan JLR
Pada November tahun lalu, JLR mengadakan pertemuan dengan pemasok lokal untuk menyampaikan spesifikasi dan harga yang diharapkan untuk komponen EV mereka. Para pemasok diminta memberikan penawaran harga untuk komponen yang dibutuhkan.
Namun, sejak pertemuan tersebut, pembicaraan antara kedua belah pihak dikabarkan terhenti total.
Dalam tanggapannya kepada Reuters, Tata Motors menyatakan bahwa rencana produksi di pabrik baru akan disesuaikan dengan strategi bisnis Tata dan JLR.
Keputusan terkait model yang akan diproduksi dan jadwal peluncuran akan diambil untuk keuntungan kedua perusahaan.