Bitcoin Berpeluang Sentuh $95.000 di Akhir Maret? Ini Analisisnya

Sabtu, 15 Maret 2025 | 00:26:39 WIB
Ilustration: Bitcoin (Generated by AI).

VLOOD.ID - Bitcoin (BTC) berpotensi mengalami lonjakan harga signifikan setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan. Dengan kemungkinan likuidasi posisi short senilai $300 juta, harga BTC bisa melonjak hingga 12% dalam dua minggu ke depan.

Bitcoin Rebound, Targetkan Level Kunci $95.000

Setelah mengalami tekanan jual sejak akhir Januari, Bitcoin mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Harga BTC berhasil naik 3% dan kembali ke atas level $80.000 setelah sempat turun ke bawah zona tersebut pada 11 Maret.

Bitcoin weekly chart. Source: Cointelegraph/TradingView

Katalis utama di balik rebound ini adalah laporan CPI AS yang dirilis pada 12 Maret, yang mencatat inflasi inti hanya 2,8%—lebih rendah dari perkiraan pasar. Data ini meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, sehingga memberikan sentimen bullish bagi pasar kripto.

Zona Likuiditas Bitcoin di $84K-$85K, Potensi Short Squeeze

Saat harga Bitcoin anjlok pada 9 Maret, BTC berulang kali menguji zona resistensi $84.000-$85.000. Akibatnya, banyak trader yang membuka posisi short di kisaran ini.

Bitcoin 1-week liquidation heatmap. Source: CoinGlass

Berdasarkan heatmap likuidasi, lebih dari $300 juta dalam posisi short telah menumpuk di area ini. Jika harga BTC berhasil menembus level $85.000, likuidasi besar-besaran dapat terjadi, yang berpotensi memicu momentum bullish lebih lanjut.

Tidak hanya itu, kesenjangan harga (gap) di CME Bitcoin Futures antara $85.000 dan $86.000 dari akhir pekan lalu masih belum terisi. Dalam empat bulan terakhir, enam gap serupa selalu terisi 100%. Ini semakin memperkuat kemungkinan bahwa BTC bisa membalik resistensi $85.000 menjadi level support baru.

Bitcoin 4-hour chart. Source: Cointelegraph/TradingView

Jika skenario ini terjadi, Bitcoin akan menghadapi resistensi besar berikutnya di $90.000. Pada level ini, lebih dari $1,6 miliar posisi short bisa terlikuidasi, membuka jalan bagi BTC untuk menguji level $95.000—sebuah lonjakan sebesar 12% dari harga saat ini.

Analis: Bitcoin Bergerak Korektif, Waspadai Pergerakan Sideways

Meskipun ada potensi lonjakan harga, analis tetap mewaspadai pola pergerakan Bitcoin.

Analis kripto Mark Cullen menyatakan bahwa meskipun peluang bullish terlihat jelas, Bitcoin masih bergerak secara “korektif”, yang berarti ada kemungkinan pergerakan sideways sebelum terjadi short squeeze yang lebih besar.

Di sisi lain, analis dan trader Valeria melihat tanda-tanda distribusi BTC di sekitar area $85.000, yang menurutnya merupakan sinyal bearish dalam jangka pendek. Ia memperingatkan bahwa harga Bitcoin bisa turun ke bawah $80.000 sebelum akhirnya mengalami breakout bullish.

Perbedaan Tren di Binance dan Coinbase Bisa Memperlambat Rally BTC

Binance, Coinbase orderbooks. Source: Aggr.trade

Data dari Aggr.trade menunjukkan bahwa trader spot di Binance terus menjual dalam beberapa hari terakhir, terutama saat BTC menyentuh titik terendah lokal di $76.650. Sebaliknya, trader di Coinbase justru menempatkan order beli di level ini, yang membantu harga Bitcoin kembali ke atas $80.000.

Pada 12 Maret, pola serupa terlihat: trader Binance menjual di sekitar resistensi $85.000, sementara Coinbase mempertahankan harga di $81.000 selama sesi perdagangan AS. Perbedaan ini menunjukkan bahwa ada ketidaksepakatan antara dua bursa utama dalam menentukan arah pergerakan harga BTC.

Jika Bitcoin ingin terus menembus level $85.000, $90.000, dan akhirnya $95.000 dalam beberapa minggu mendatang, aktivitas perdagangan di kedua bursa ini perlu menunjukkan sinyal yang lebih seragam.

Disclaimer:

Artikel ini disediakan hanya untuk tujuan informasi. Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri Not Financial Advice and Do Your Own Research. Penulis tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi dalam artikel ini.

Tags

Terkini