Menurut Umar, mayoritas hambatan saluran air disebabkan oleh lumpur dengan persentase hingga 80%, sementara 20% lainnya terdiri dari air dan sampah. Akibatnya, aliran air dari curah hujan menjadi lambat mengalir ke sungai.
Selain drainase di badan jalan kabupaten, Tim Juang juga membersihkan drainase di sisi badan jalan provinsi dan nasional. Tim tersebut juga menangani parit-parit utama, seperti parit 11, 12, 13, 14, dan 15 di Tembilahan.
“Hasil data yang kita dapat menunjukkan adanya pendangkalan arah Sungai Batang Tuaka. Selain itu, perbedaan ketinggian antara ulu parit dan ilir hanya sekitar 50-60 cm, sehingga menyebabkan genangan air di tengah-tengah, tepatnya di sekitar Jalan Lingkar,” paparnya.
Untuk Jalan Lingkar, yang memiliki panjang sekitar 2,2 kilometer, masih terdapat genangan air yang berasal dari hujan dan banjir. Saat ini, Dinas PUTR sedang mencari solusi terbaik guna mengatasi masalah tersebut.
Umar menjelaskan bahwa pihaknya dihadapkan pada dua pilihan: menyelamatkan badan jalan atau pemukiman. Karena fokusnya adalah melindungi pemukiman, normalisasi parit di sekitar Jalan Lingkar menjadi prioritas utama.